Sebuah metode menjalankan proses menghafal dengan dasar teori memori dan kaidah ilmu tajwid, sehingga menghasilkan hafalan yang efektif dan efisien dengan bacaan yang benar. Teori memori adalah teori mengingat yang melibatkan kerja otak agar memiliki kemampuan daya ingat yang baik dengan memberikan stimulus-stimulus (berupa media-media alat) ketika menghafal. Sedangkan Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari bagaimana kita bisa membaca al-Quran dengan benar dan tepat. Dengan 2 (dua) dasar inilah kami menjalankan sebuah proses menghafal untuk menghasilkan hafalan yang lebih baik.
A. MEMULAI / MENAMBAH HAFALAN BARU
Dimulai waktu pagi dengan suasana udara yang masih segar, santri diwajibkan berangkat menuju lapangan, sawah, kebun (ruang terbuka hijau). Pada saat inilah santri diwajibkan memulai atau menambah hafalan baru setia hari. Selanjutnya masing-masing santri secara bergiliran menyetorkan hafalannya.
Di sela-sela waktu yang tersedia, santri dapat berolahraga seperti bermain bola dan sebagainya untuk menjaga kesehatan fisiknya.
B. MUROJA’AH DI RUANG TERTUTUP
Hafalan baru dan hafalan-hafalan sebelumnya dimurojaah ulang di ruang tertutup (di masjid atau di kelas). Hafalan di muroja’ah mundur ke belakang, dimulai hafalan yang paling baru mundur ke belakang ke hafalan-hafalan sebelumnya. Hafalan yang paling baru mendapatkan porsi pengulangan yang lebih banyak daripada hafalan-hafalan sebelumnya (hafalan yang lama)
C. MUROJA’AH DENGAN BANTUAN AUDIO
Untuk memperkuat hafalan, maka bagi para santri melakukan murojaah hafalan-hafalan yang sudah dihafal dengan bantuan audio, yakni muroja’ah hafalan dengan mengikuti bacaan syekh melalui murottal. Jumlah hafalan yang dimuroja’ah melalui audio sebanyak 2 (dua) juz yakni pada malam hari setelah isya.
D. MENGHAFAL INDEX AYAT
Penguatan hafalan berikuitnya adalah menghafalkan index ayat setiap halaman. Hafalan-hafalan yang sudah dihafal harus disertai pula dengan menghafal indexnya, yakni ujung ayat di bagian depannya. Dengan hafalan index ini akan mampu mengidentifikasi dengan cepat posisi setiap ayat dalam sebuah halaman, sehingga akan mempermudah menentukan titik hafalan yang akan dibaca dari mana saja dengan mudahnya.
D. SETORAN HAFALAN SETIAP HARI
Setiap santri diwajibkan menyetorkan hafalan yang sudah dikumpulkan sebanyak 1/2 juz sampai 1 juz, siang hari (ba’da zuhur) 1/2 juz dan malam hari (ba’da isya) 1/2 juz. Misalkan sudah mengumpulkan hafalan sebanyak 5 juz (juz 1 s/d 5) maka setoran hafalan setiap hari secara bertahap dimulai juz 1, kemudian hari berikutnya juz 2 dan seterusanya hingga juz 5, kemudian kembali juz 1 lagi dan seterusnya berputar secara siklus.
E. TADARUS AL-QUR’AN DENGAN TAJWID
Pengetahuan tajwid penting harus dikuasai oleh setiap santri. Karena salah satu faktor penguat hafalan adalah kemampuan mengetahui tajwid bacaan, sehingga ketika membacanya dengan benar sesuai tajwid maka akan lebih mudah membaca dan menghafalnya. Untuk melatih kemampuan tersebut maka setiap santri membacakan ayat secara bergantian dan menyebutkan hukum-hukum bacaannya. Kegiatan tadarus dilakukan ba’da magrib setiap hari.